Meski belum pernah menonton Forest Gump, tapi
quotes ini selalu menempel erat dalam benak saya.
“Life is like a box of chocolates. You
never know what you’re gonna get.”
Siapapun pasti pernah mengalami momen dari quotes
Forest Gump. Sambil mempertanyakan juga mempersalahkan mengapa semesta bisa
mengatur seperti itu? Memberikan banyak kejutan-kejutan kemudian meninggalkan
sepotong cerita serta luka. Dan terkadang waktu dituntut untuk membantu secara
sukarela menyelesaikan pedih itu.
Kadang kita tidak diberikan kesempatan untuk
memilih kejutan dan cerita seperti apa yang kita inginkan. Dan begitu kamu
tidak sengaja terpilih secara acak oleh semesta, maka siap atau tidak siap kamu
harus membuka kotak cokelat itu. Apakah ada berbagai rasa di sana? Sesuai keinginan?
Terlalu manis? Sangat pahit?
Ingat selalu, kalau kotak cokelat itu dapat
hadir di saat yang tidak menentu….
Persis seperti apa yang saya rasakan saat ini.
Saya betul-betul tidak siap dengan kotak
cokelat yang baru dibuka ini. Kemasan kotak itu yang membuat saya terpikat
pada awalnya. Hmm… bayangkan saja itu Hazelnut Chocolate, salah satu varian
cokelat favorit saya. Lembut, menenangkan, menggiurkan dan bikin candu. Ternyata, begitu saya membukanya, bukan hazelnut
yang saya temukan. Tetapi malah dark chocolate yang saya dapat. Jenis
varian cokelat yang paling saya hindari. Bukan berarti saya antipati betul sama
cokelat ini. Selama judulnya masih “cokelat” , ya saya tetep suka kok. Rasanya
yang jadi masalah. Pahit, tajam, dan bikin pusing.
Mungkin memang begitulah analogi kehidupan. Elemen
kejutan dibutuhkan untuk membuat hidup lebih berwarna? Cheesy memang. Tapi ya memang begitulah adanya. Hati yang akan belajar pada proses beradaptasi berulang-ulang. Selama drama kehidupan berlangsung, kita nggak akan tahu bagaimana akhirnya kan?
0 komentar:
Posting Komentar