Senin, 23 Maret 2015

Kisah si Nona Perasa - Bagian Kedua



Nona Perasa tahu kalau penantian itu tidak mudah.
Ada kerelaan hati yang harus dibayar
Serta kenyataan kalau kelak,
Dia tidak pernah muncul untuk menghentikan penantian.
Oh, harus bagaimanakah Nona Perasa melanjutkannya?
Tapi....
Senyum hangat dan lelucon konyolnya
Kerlingan jail serta semburat matanya
Adalah beberapa hal yang sering menghantarkan rindu
Serta sebuah pertanda bagi Nona Perasa,
Untuk tetap menunggu dia.
Berapakah lama lagi waktunya? Apakah aku harus berhenti menunggunya? – tanya si Nona Perasa
Ah, kali ini Nona Perasa tidak menyadari ya?
Bahwa sekarang, hidupnya mulai muncul berbagai emosi.
Dan, tentu saja, Nona Perasa,
Harus menunggu dia untuk membentuk dunia menjadi bulat.

22.10 ketika aku memikirkanmu

Sabtu, 14 Maret 2015

Kisah si Nona Perasa - Bagian Pertama



Ini kisah tentang Nona Perasa...


Yang merasa hidupnya hambar, tanpa rasa.
 Yang sering meratapi warna-warni kehidupan tanpa berminat mencicipinya
Jangan berprasangka buruk dulu.
Nona perasa hanya merasa dunianya berbentuk kotak.
Datar. Tanpa irama. Dan tidak punya ritme serta putaran.
Sampai suatu ketika, Nona Perasa menemukan dia...
Seseorang yang bukan dari masa lalu,
Tapi juga bukan hadiah dari masa depan
Hanya seseorang dengan celoteh cerdas yang menawarkan masa kini
Seseorang yang tampil sederhana tanpa tuntutan.
Seketika, dia berjalan begitu saja melintasi dunia si nona perasa,
Sangat cepat, melebihi kecepatan cahaya manapun
Tapi meninggalkan serpihan kenangan
Dan terkadang, ada air mata yang bersembunyi di belakangnya.
Apakah rasa ini? Siapakah kamu? Apa maumu? – tanya si Nona Perasa setiap waktu
Tentu saja Nona Perasa tidak menemukan jawaban
Karena pertanyaan itu, hilang bersamaan dengan sendunya...

21.38, ketika aku merindukanmu