Selasa, 12 Februari 2013

My Muse

Holaaaa my lovely blog! *hugs*
Sudah lama rasanya tidak membuang segala uneg-uneg, curhatan. dan perasaan-perasaan lain yang biasanya hanya disalurkan lewat media ini.
well, faktor kemalasan menjadi alasan terbesar. Di samping minimnya waktu online karena didera setumpuk pekerjaan rumah, tugas kuliah dan nulis. Untuk urusan buat alasan yang jitu, rasanya saya memang ahlinya *wink*

Nahhhh bahasan pertama yang ingin dibahas dan jadi pembuka pembicaraan kali ini adalah soal Muse. atau bahasa simpelnya itu sumber inspirasi. Bintang Inspirasi.
Setiap penulis memiliki bintang inspirasinya masing-masing. Satu dengan yang lain berbeda dan tidak menutup kemungkinan, sama. Toh, tiap penulis punya gaya serta ritme khas sendiri. Pasti, si "Muse" ini juga sama aturannya.
Saya sendiri tidak khusus mengklaim sesuatu menjadi Muse saya. semisal, ada penulis yang menganggap hujan serta cuacanya yang sejuk mengigit tulang menjadi muse-nya.
ketika hujan turun, yang terjadi si penulis ini begitu lancar menulis. bisa dibilang ini menjadi golden timenya.
Balik lagi ke cerita saya,
saya sendiri ketika menulis ditemani seperangkat lagu-lagu. Karena saya begitu menggilai Daughtry, aliran musik yang menurut saya easy listening adalah slow-rocks. Band yang menganut aliran ini semacam Tradding Yesterday, Simple Plan, Boys Like Girls (its just my ear's opinion, btw)
lalu saya juga menyukai lagu-lagu Taylor Swift. lirik lagu yang diciptakan selalu terdengar unyu dan bikin semangat memompa naik. dan sering juga saya mendengarkan soundtrack K-drama yang biasanya baru tuntas ditonton.
Selain lagu, sumber lain dari muse saya adalah film-film romantis yang bisa memancing air mata saya turun. Divisualkan dengan bentuk tindakan simpel, namun dapat membuat hati tercabik-cabik karena terharu. bukan roman picisan pastinya. Tak heran saya menyukai (ralat: super duper) dan fanatik terhadap K-drama.
kemudian, cerita-cerita orang di sekitar saya. drama hidup yang berlangsung
live di depan mata saya langsung. mau itu dari sahabat atau orang asing yang saya temui di kampus, stasiun atau tempat umum lainnya. Menurut saya, setiap manusia punya sisi yang menarik yang bisa diperhatikan. masalah keluarga, cinta, persahabatan, dan lain-lain. saya senang menjadi pengamat lingkungan sekitar. memperhatikan orang asing yang sedang tertawa bersama kumpulan sahabatnya, atau sedang menelepon dengan heboh di tengah keramaian. wih, saya enggak bisa membayangkan kalau tiba-tiba disuruh migrasi ke sebuah Pulau Antah Berantah tanpa ada objek lain selain Pohon kelapa yang melambai, ombak laut yang bergelung, dan hamparan pasir yang bertaburan.
secara tak langsung, orang-orang asing itu mempunyai andil besar dalam proses saya menulis tiap hari. harusnya sih saya berbagi upeti (langsung menyesal ngomong begini, lantaran orang asing itu jumlah segambreng)

Intinya sih saya cuma mau bilang, saat kamu sudah menemukan bintang inspirasimu dalam menulis, hal itu akan memudahkanmu. Layaknya kompas, yang memberikan pedoman saat mulai kehilangan arah. Seperti tongkat penyangga yang menopang dirimu ketika hampir jatuh. apapun itu bentuk dan rupanya, muse itu penting banget buat menjadi modalmu sebagai seorang penulis.

1 komentar:

Ervin Putri M mengatakan...

good ur writing...

Posting Komentar