Saya beneran nggak tahu kenapa di siang yang mendung ini,
mendadak merasa super mellow. Atau mungkin memang saya adalah orang yang baper
(mengikuti istilah abege sekarang. Iya deh iya emang bukan abege lagi). Atau
mungkin karena pengaruh PMS yang tidak kunjung kelar dan sungguh menyiksa
sekali.
Entahlah…
Gejala mellow attack ini sebetulnya sudah muncul dari semalam. Cuma
tidak begitu saya indahkan lantaran merasa kondisi badan letih luar biasa. Ada
beberapa kejadian deh yang bikin saya nyaris blackout kemarin. Thank God
it didn’t happen yet. Saya pulang ke
rumah dengan kondisi badan yang masih segar-bugar, walau sedikit lemas dan
lelah.
Malam hari tuh bagi saya adalah waktu yang semestinya
produktif untuk melanjutkan novel misalnya. Yah karena malam hari mudah bagi
saya untuk mentransfer rasa menjadi tulisan. Masalahnya adalah ketika hati saya
sedang sakit dan kesulitan untuk menuangkannya dalam tulisan. Jadilah ujung-ujungnya
saya galau akut level Taylor Swift putus cinta sama Jake Gylenhaal (maaf
garing).
Untunglah saya punya seorang sahabat pelipur lara yang
mengerti banget luar-dalam saya. Namanya Inasshabihah. Meski kami terpisahkan
jarak dan kesibukan masing-masing, tapi dia adalah orang yang selalu dan selalu
saya cari ketika hati saya patah-patah. Mungkin dia sebetulnya adalah kakak perempuan
yang selama ini saya inginkan dan dikirimkan Tuhan pada saya dengan cara ajaib.
Kami nggak perlu ketemu atau bertelepon setiap waktu. Pertemuan sesekali saja
langsung banyak memberikan dampak buat saya.
Dan ya, kemarin malam saya menelepon dia setelah sebelumnya
dia nyaris bikin saya mewek dengan nasihat di voice note-nya. Dia nggak mengatakan kata-kata penghiburan
yang manis. Hanya beberapa potong kalimat sendu dengan sebuah pengertian.
Mengatakan pada saya untuk tidak pantang menyerah karena masih dalam tahap
belajar. Wajar apabila saya tersandung kesalahan dan dosa yang sama untuk kedua
kalinya.
Akhirnya… secara perlahan saya mulai menepikan perasaan galau
tersebut dan berhenti mengutuki kebodohan diri sendiri. Terus nggak disangka-sangka nih, dalam
hitungan beberapa menit kemudian saya bisa tertawa berkali-kali karena gantian Inas yang
melakukan pengakuan dosa pada saya. Mungkin ini lucu atau ngenes, karena
rupanya kami berdua jatuh di dosa dan situasi yang SERUPA!!
Mungkin begitulah sahabat. Dia adalah orang yang menemanimu
ketika kamu merasa jadi cewek bodoh garis miring tolol karena tersandung di
lubang yang sama untuk kedua kalinya. Saya sungguh bersyukur bisa mengenal Inas
dan memberikan label sahabat padanya. Semoga persahabatan kami terus langgeng
meski dimakan zaman.
0 komentar:
Posting Komentar